Senin, 08 Juli 2013

Aye-aye, Monyet Berwajah Aneh di Madagaskar

Aye-aye, binatang mungil mirip kera, adalah primata langka dan terdaftar sebagai salah satu spesies yang terancam punah.
Aye-aye, adalah hewan asli Madagaskar, sebuah negara kecil di pantai tenggara Afrika. Aye-aye dlaam bahasa setempat mempunyai arti "mata-mata".

Aye-aye mempunyai penampilan unik, matanya besar, dan tampak seperti menonjol keluar, kedua telinganya juga berukuran besar. Makhluk ini adalah sejenis lemur, dengan wajah musang, namun bertubuh layaknya monyet berukuran mini. Aye-aye mempunyai gigi seri yang mirip seperti hewan pengerat. Penampilan unik dan aneh ini membuat Aye-aye seperti makhluk fantasi.

Aye-aye pertama kali ditemukan pada abad ke-18 di Madagaskar oleh Pierre Sonnerat. Ia awalnya diklasifikasikan sebagai tupai dan juga kanguru karena kemiripan yang erat dengan mereka. Kemudian, ketika ahli zoologi menemukan bahwa mereka sebenarnya primata, mereka kemudian memberikannya nama ilmiah Daubentonia madagascariensis. Yang merupakan keluarga dari Daubentoniidae.

Habitat dan Pola Hidup

Aye-aye tergolong binatang nokturnal, yang berarti sebagian besar aktifitas mereka dilakukan pada malam hari. Jari-jari mungil mereka yang dilengkapi dengan cakar yang mirip seperti cakar kucing, membantu mereka untuk memanjat dan bergelantungan di pohon, layaknya kera.

Layaknya binatang nokturnal pada umumnya, Aye-aye memiliki mata berukuran besar yang membantu mereka untuk melihat lebih baik di kegelapan malam.
Mereka tinggal di ketinggian pohon di tengah hutan hujan (rain forrest) Madagaskar. Dan jarang sekali turun ke tanah.

Sebagian besar hidup mereka dihabiskan dipepohonan. Pada siang hari biasanya mereka tidur dan beristirahat di sarang mereka diantara cabang-cabang pohon. Dan baru pada malam hari mereka mencari makan.
Jari-jari mereka yang super sensitif, membantu mereka untuk merasakan setiap getaran pada batang pohon yang mereka pegang.

Aye-aye gemar memamakan serangga seperti belalang, belatung, dan serangga berukuran sedang lainnya. Mereka juga gemar makan buah-buahan, seperti kelapa, mangga dan leci. Seperti halnya primata lainnya, mereka tergolong sebagai makhluk omnivora (pemakan segala).

Aye-aye juga mempunyai kemampuan "echolocation" yaitu kemampuan yang dimiliki oleh beberapa hewan dan burung, yaitu berteriak dengan nada tinggi dan mendengarkan dan menganalisan gema yang terpantul balik untuk menentukan arah dan jarak.

Aye-aye dapat berumur 20 hingga 23 tahun. Perilaku berkelompok mereka agak unik, mereka biasa hidup berpasang-pasangan, dan setiap pasangan sedikit terpisah, satu sama lain. Setiap pasangan ini akan hidup dan bekerjasama mencari makan secara bersama-sama.
Periode pergantian pasangan biasanya berlangsung beberapa hari.

Populasi Aye-aye betina lebih besar dibandingkan populasi Aye-aye jantan. Penampilan mereka yang aneh, dianggap seram oleh penduduk Madagaskar kuno, sehingga dianggap sebagai pertanda buruk. Binatang malang ini biasanya akan dibantai oleh penduduk yang melihat mereka.

Penduduk Madagaskar kuno juga gemar menjadikan mereka sebagai santapan. Kucing Fosa, yang juga merupakan penghuni hutan Madagaskar merupakan hewan pemangsa yang juga mengancam populasi mereka. Binatang yang merupakan makhluk nokturnal berukuran terbesar ini sekarang terancam punah.

Saat pepohonan ditempat mereka tinggal mulai ditebangi, Aye-aye yang lapar, kadangkala masuk ke perkampungan penduduk, sehingga mereka dibantai karena dianggap sebagai hama. Saat ini lembaga perlindungan hewan IUCN memperkirakan jumlah mereka hanya tinggal 1000 hingga 2000 ekor saja. Upaya pelestarian hewan unik ini telah dilakukan, dengan sosialisasi kepada penduduk setempat dan penangkaran.

sumber: http://pulsk.com/257119/Ayeaye-Monyet-berwajah-aneh-di-Madagaskar.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar