Peri seringkali digambarkan makhluk kecil yang menyerupai manusia yang
hidup di alam yang penuh keindahan dan warna-warni. Peri selalu muncul
dalam legenda dan cerita rakyat di seluruh dunia. Beberapa orang
beranggapan peri digambarkan sebagai dewa dan dewi di alam gaib dan ada
kecenderungan berbuat jahat dan baik, sehingga kehidupan para peri
sering dikaitkan dengan ilmu sihir.
Mungkin bagi sebagian orang menggambarkan peri itu wanita cantik
bersifat baik anggun, dan ramah, jangan salah peri itu punya sifat
pendendam bahkan peri itu bisa dikatakan sebagai perwujudan makhluk gaib
atau siluman.
Tergantung pada daerah, peri (siluman) dikatakan hidup berkelompok di
dalam hutan, kerajaan bawah tanah, atau menghuni danau, bukit, atau batu
bahkan rawa. sering berwujud dengan centaur (manusia bertubuh kuda),
elf (wanita berjubah ksatria yang hidup dipedalamah hutan), raksasa, dan
hewan lainnya.
Peri datang dalam berbagai ras dan suku, dan juga dikatakan bervariasi dalam ukuran dan bentuk, meskipun sebagian digambarkan berukuran badan kecil dan terkadang berukuran besar menyerupai manusia atau bahkan lebih besar jika sesuai kemauan mereka.
Jauh di abad masa lalu, manusia jauh lebih canggih tentang apa yang nyata dan apa yang tidak, karena sebagian besar dunia masih belum diselidiki dan diselimuti misteri. Bagi mereka makhluk menakjubkan dari seluruh dunia seperti melihat pertama kalinya, naga, putri duyung dan peri tampaknya tidak terlalu mengada-ada.
Di dunia modern saat ini peri sering dikaitkan dengan dongeng anak-anak. Banyak orang dewasa juga percaya adanya peri. Pada awalnya peri sering digambarkan sebagai makhluk gaib bertubuh mungil yang bersifat jahat, namun ada juga peri yang memiliki sifat baik hati. Orang banyak yang membawa sesajian atau sesembahan ke dalam hutan tempat bersemayamnya para peri.
Peri datang dalam berbagai ras dan suku, dan juga dikatakan bervariasi dalam ukuran dan bentuk, meskipun sebagian digambarkan berukuran badan kecil dan terkadang berukuran besar menyerupai manusia atau bahkan lebih besar jika sesuai kemauan mereka.
Jauh di abad masa lalu, manusia jauh lebih canggih tentang apa yang nyata dan apa yang tidak, karena sebagian besar dunia masih belum diselidiki dan diselimuti misteri. Bagi mereka makhluk menakjubkan dari seluruh dunia seperti melihat pertama kalinya, naga, putri duyung dan peri tampaknya tidak terlalu mengada-ada.
Di dunia modern saat ini peri sering dikaitkan dengan dongeng anak-anak. Banyak orang dewasa juga percaya adanya peri. Pada awalnya peri sering digambarkan sebagai makhluk gaib bertubuh mungil yang bersifat jahat, namun ada juga peri yang memiliki sifat baik hati. Orang banyak yang membawa sesajian atau sesembahan ke dalam hutan tempat bersemayamnya para peri.
Seperti membawa roti, tembakau, dan buah-buhan lainnya untuk
dipersembahkan kepada peri. Tujuan sesembahan itu semata-mata ,untuk
memohon perlindungan dari celaka dan bencana. Di sisi lain bagi mereka
yang tidak memberi sesembahan akan terkena murka dari sang peri dan
terkena bencana.
Salah satu foto Frances Griffiths dan sekelompok peri yang sedang menari, ketika ia dan sepupunya, Elsie Wright, Banyak orang, termasuk penulis Sir Arthur Conan Doyle, percaya bahwa foto-foto itu asli.
Salah satu foto Frances Griffiths dan sekelompok peri yang sedang menari, ketika ia dan sepupunya, Elsie Wright, Banyak orang, termasuk penulis Sir Arthur Conan Doyle, percaya bahwa foto-foto itu asli.
Sir Arthur Conan Doyle seorang penulis dan pencipta tokoh Sherlock
Holmes mengatakan bahwa peri itu sebenarnya nyata. Bahkan ia sempat
menulis buku yang berjudul "The Coming of the Fairies," dimana ia
menceritakan dan membahas peri dan keyakinan bahwa keberadaan peri itu
telah terbukti.
sumber: http://1000unik.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar