Bayu dan gitar berdawai 12 buatannya. (Foto: Mukhtar Bagus/Okezone)
JOMBANG - Seorang pemuda di Jombang, Jawa Timur
berhasil menciptakan gitar nilon elektrik berdawai 12. Berbeda dengan
gitar akuistik yang sudah ada sebelumnya, gitar 12 dawai ini tidak
menggunakan tabung resonansi tetapi memanfaatkan teknologi equalizer.
Tidak heran, ebagian pakar gitar di dalam maupun luar negeri menyebutnya
sebagai gitar hybrid yang lebih modern dan pertama di dunia.
Adalah Bayu Angga Pridahastama (24), mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang membuat gitar hybrid tersebut. Cowok yang berdomisili di Jalan Airlangga, Kota Jombang, Jawa Timur ini menggunakan senar nilon pada ke-12 dawai gitarnya.
Awalnya, kata Bayu, dia hanya ingin membuat gitar tersebut sebagai bahan ujian akhir di jurusan Sendratasik, konsentrasi Seni Musik, dengan mayor gitar klasik. Namun setelah ditunjukkan dan diuji coba oleh sejumlah pakar gitar Tanah Air, gitar buatan Bayu ini disebut-sebut sebagai gitar hybrid karena berbeda dengan gitar-gitar yang sudah ada sebelumnya. Di antara master gitaris yang mencoba gitar 12 dawai buatan Bayu adalah Jubing Kristyanto, Tohpati, Engkos Prakasa, Royke Koapaha, dan Hanief Palopo.
Tak hanya bentuknya, suara yang dihasilkan gitar dengan dua kepala atau headstock ini juga berbeda dengan gitar lain karena menggunakan sistem kwint pada dawai satu, dua dan tiga. Dari segi fisik, gitar 12 dawai ini tidak menggunakan tabung resonansi. Bayu menggantinya dengan perangkat elektrik equalizer yang tentunya lebih praktis dan lebih modern. Bayu mengklaim, komposisi ini membuat pengguna gitar tidak memerlukan mikrofon lagi.
Keistimewaan lain dari gitar buatan bayu adalah ia dapat dibongkar pasang. Bagian tubuh dan leher gitar disatukan dengan skrup, bukan lem. Tentu saja, cara ini memudahkan para pengguna gitar membawa gitarnya dalam perjalanan.
Bayu mengaku, telah mendapat tawaran dari Konjen Amerika Serikat Kristen F Bauer di Surabaya, beberapa waktu lalu, untuk mendapatkan hak paten di UNESCO.
Tak hanya itu, atas prestasinya, Bayu juga mendapat beasiswa untuk belajar dan memperdalam ilmu tentang gitar klasik ke Spanyol. Bayu akan bertolak ke Spanyol pada Desember mendatang. (rfa)
Adalah Bayu Angga Pridahastama (24), mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang membuat gitar hybrid tersebut. Cowok yang berdomisili di Jalan Airlangga, Kota Jombang, Jawa Timur ini menggunakan senar nilon pada ke-12 dawai gitarnya.
Awalnya, kata Bayu, dia hanya ingin membuat gitar tersebut sebagai bahan ujian akhir di jurusan Sendratasik, konsentrasi Seni Musik, dengan mayor gitar klasik. Namun setelah ditunjukkan dan diuji coba oleh sejumlah pakar gitar Tanah Air, gitar buatan Bayu ini disebut-sebut sebagai gitar hybrid karena berbeda dengan gitar-gitar yang sudah ada sebelumnya. Di antara master gitaris yang mencoba gitar 12 dawai buatan Bayu adalah Jubing Kristyanto, Tohpati, Engkos Prakasa, Royke Koapaha, dan Hanief Palopo.
Tak hanya bentuknya, suara yang dihasilkan gitar dengan dua kepala atau headstock ini juga berbeda dengan gitar lain karena menggunakan sistem kwint pada dawai satu, dua dan tiga. Dari segi fisik, gitar 12 dawai ini tidak menggunakan tabung resonansi. Bayu menggantinya dengan perangkat elektrik equalizer yang tentunya lebih praktis dan lebih modern. Bayu mengklaim, komposisi ini membuat pengguna gitar tidak memerlukan mikrofon lagi.
Keistimewaan lain dari gitar buatan bayu adalah ia dapat dibongkar pasang. Bagian tubuh dan leher gitar disatukan dengan skrup, bukan lem. Tentu saja, cara ini memudahkan para pengguna gitar membawa gitarnya dalam perjalanan.
Bayu mengaku, telah mendapat tawaran dari Konjen Amerika Serikat Kristen F Bauer di Surabaya, beberapa waktu lalu, untuk mendapatkan hak paten di UNESCO.
Tak hanya itu, atas prestasinya, Bayu juga mendapat beasiswa untuk belajar dan memperdalam ilmu tentang gitar klasik ke Spanyol. Bayu akan bertolak ke Spanyol pada Desember mendatang. (rfa)
sumber : http://www.okefood.com/read/2012/11/07/372/715081/gitar-hybrid-bayu-berdawai-12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar