Foto tersebut
merekam sebuah kondisi yang super mencekam dimana seorang anak kecil
Sudan yang secara fisik sangat menyedihkan sedang berada dalam posisi
sekarat. Sementara tak jauh darinya, seekor burung pemakan bangkai
(vulture) sedang menunggu. Pesan yang ingin disampaikan adalah seolah
burung itu sedang menunggu sang bocah yang menderita itu mati, lalu
memakannya. Kabar yang beredar saat itu, sebenarnya sang bocah ini
sebenarnya bersama rombongan hendak menuju kamp PBB untuk mendapatkan
makanan. Kamp PBB yang dimaksud jaraknya sekitar 1 kilometer dari lokasi
pengambilan foto.
Pada 1994, foto yang dimuat di The New York Times ini memenangkan Pulitzer Prize. Sebuah hadiah level tertinggi bagi seorang jurnalis. Tapi apa yang terjadi setelah itu? Protes dari seantero dunia malah membanjiri Kevin. Banyak orang, para pembaca koran, mempertanyakan kenapa Kevin tidak menolong sang bocah dengan mengusir burung itu atau mengangkat bocah itu menuju ke kamp PBB.
Mendapati kondisi semacam itu, Kevin sebenarnya sempat memberikan jawaban. Menurutnya, dia setelah proses pengambilan foto ia mengusir burung tersebut agar menjauh dari bocah Sudan tersebut. Namun sayangnya dalam penjelasannya Kevin tak bisa memastikan apakah sang bocah Sudan itu selamat atau tidak.
Bukannya kebahagiaan yang diperoleh Kevin carter atas Pulitzer yang diterimanya. Tapi karena protes dari seantero dunia yang berdatangan kepadanya dia justru menjadi depresi berat. Beberapa sumber mengatakan bahwa bukan hanya depresi karena hujatan saja yang melanda Kevin carter saat itu. Tapi beberapa masalah diantaranya soal hutang juga membuat Kevin bertambah depresi .
Tepat dua bulan setelah Foto Tersebut menerima Pulitzer, Kevin Carter bunuh diri di Johannesburg, Afrika Selatan
Beberapa rekan jurnalis Kevin bercerita kepada media bahwa sebenarnya Kevin pernah mengaku merasa begitu bersalah karena terlalu mementingkan pekerjaan ketimbang kemanusiaan. Secara pribadi ia mencemaskan nasib anak itu. Jangan-jangan memang mati dilahap burung pemakan bangkai.
Cerita yang paling ironis, ternyata dari penelusuran selanjutnya bocah Sudan yang menjadi obyek foto itu ternyata tidak menjadi santapanvulture. Dia ditemukan dalam keadaan sehat di sebuah kamp pengungsian.
sumber : http://pulsk.com/52145/Seorang-fotografer-bunuh-diri-gara-gara-foto-ini
Pada 1994, foto yang dimuat di The New York Times ini memenangkan Pulitzer Prize. Sebuah hadiah level tertinggi bagi seorang jurnalis. Tapi apa yang terjadi setelah itu? Protes dari seantero dunia malah membanjiri Kevin. Banyak orang, para pembaca koran, mempertanyakan kenapa Kevin tidak menolong sang bocah dengan mengusir burung itu atau mengangkat bocah itu menuju ke kamp PBB.
Mendapati kondisi semacam itu, Kevin sebenarnya sempat memberikan jawaban. Menurutnya, dia setelah proses pengambilan foto ia mengusir burung tersebut agar menjauh dari bocah Sudan tersebut. Namun sayangnya dalam penjelasannya Kevin tak bisa memastikan apakah sang bocah Sudan itu selamat atau tidak.
Bukannya kebahagiaan yang diperoleh Kevin carter atas Pulitzer yang diterimanya. Tapi karena protes dari seantero dunia yang berdatangan kepadanya dia justru menjadi depresi berat. Beberapa sumber mengatakan bahwa bukan hanya depresi karena hujatan saja yang melanda Kevin carter saat itu. Tapi beberapa masalah diantaranya soal hutang juga membuat Kevin bertambah depresi .
Tepat dua bulan setelah Foto Tersebut menerima Pulitzer, Kevin Carter bunuh diri di Johannesburg, Afrika Selatan
Beberapa rekan jurnalis Kevin bercerita kepada media bahwa sebenarnya Kevin pernah mengaku merasa begitu bersalah karena terlalu mementingkan pekerjaan ketimbang kemanusiaan. Secara pribadi ia mencemaskan nasib anak itu. Jangan-jangan memang mati dilahap burung pemakan bangkai.
Cerita yang paling ironis, ternyata dari penelusuran selanjutnya bocah Sudan yang menjadi obyek foto itu ternyata tidak menjadi santapanvulture. Dia ditemukan dalam keadaan sehat di sebuah kamp pengungsian.
sumber : http://pulsk.com/52145/Seorang-fotografer-bunuh-diri-gara-gara-foto-ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar